Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisHarga Minyak Mentah Memanas, Pasar Cermati Penambahan Produksi OPEC+

Harga Minyak Mentah Memanas, Pasar Cermati Penambahan Produksi OPEC+



Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menguat didorong oleh kenaikan produksi OPEC+ yang lebih moderat, meski prospek permintaan lemah membatasi reli.

Melansir Reuters pada Selasa (7/10/2025) harga minyak berjangka Brent naik 94 sen atau 1,46% ke level US$65,47 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 81 sen atau 1,33% menjadi US$61,69 per barel.

“Pasar menilai tambahan pasokan yang benar-benar masuk jauh lebih kecil daripada yang diumumkan, mengingat beberapa anggota OPEC+ sudah berproduksi di kapasitas maksimal,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.

Sehari sebelumnya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama Rusia dan sejumlah produsen kecil sepakat menambah produksi mulai November sebesar 137.000 barel per hari (bph), sama dengan kenaikan pada Oktober, di tengah kekhawatiran potensi surplus pasokan.

BACA JUGA:   Segini Beban Utang Proyek KCIC yang Disebut Bom Waktu oleh Bos KAI

Menjelang pertemuan, sejumlah sumber menyebut Rusia mendorong kenaikan 137.000 bph untuk menghindari tekanan harga, sementara Arab Saudi lebih condong pada peningkatan dua hingga empat kali lipat untuk segera merebut kembali pangsa pasar.

Menurut analis PVM Oil Associates, Tamas Varga, keputusan kenaikan terbatas tersebut muncul di saat ekspor Venezuela meningkat, aliran minyak Kurdi melalui Turki kembali berjalan, serta masih adanya kargo minyak Timur Tengah yang belum terserap untuk pengapalan November.

Arab Saudi juga mempertahankan harga jual resmi (OSP) minyak Arab Light ke Asia tanpa perubahan. Padahal, beberapa sumber kilang di Asia yang disurvei Reuters semula memperkirakan ada kenaikan tipis, namun ekspektasi itu meredup seiring anjloknya premi minyak Timur Tengah ke level terendah dalam 22 bulan pekan lalu.

BACA JUGA:   423 Jiwa Terdampak Akibat Luapan Sungai Ciliwung

Dalam jangka pendek, sejumlah analis menilai musim pemeliharaan kilang di Timur Tengah yang segera dimulai dapat membantu menopang harga.

Sementara itu, kilang Kirishi, salah satu yang terbesar di Rusia, menghentikan unit produksi utama setelah serangan drone yang memicu kebakaran pada 4 Oktober. Pemulihan kilang tersebut diperkirakan memakan waktu sekitar satu bulan.

Ekspektasi permintaan yang lemah di kuartal IV/2025 juga menjadi faktor lain yang membatasi potensi kenaikan harga. Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pekan lalu mencatat persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat AS meningkat lebih dari perkiraan akibat lemahnya aktivitas kilang dan permintaan.

“Jika produksi naik lebih stabil, pelemahan harga minyak bisa tertahan. Saat ini banyak bergantung pada apakah ekonomi AS dapat kembali tumbuh pada sisa 2025 hingga 2026, yang akan sangat membantu permintaan,” kata Chief Market Analyst IG Group Chris Beauchamp.

BACA JUGA:   Laskar Melayu Bersatu Dukung Penuh Program Pemerintah Provinsi Kepri - Mimbarkepri.co



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER