TEMPO.CO, Jakarta – Ozzy Osbourne, legenda musik rock dan ikon heavy metal dunia, telah meninggal dunia pada usia 76 tahun pada 22 Juli 2025.
Kabar duka pekan lalu ini menandai akhir dari perjalanan panjang Osbourne sebagai vokalis utama dari kuartet legendaris asal Birmingham, Inggris, Black Sabbath, yang memainkan peran besar dalam membentuk musik heavy metal sejak awal 1970-an.
Dilansir dari Billboard, setelah berpisah dengan Sabbath pada akhir dekade ’70-an, ia menempuh jalur solo dan tetap relevan selama lebih dari lima dekade, menghadirkan hits yang menembus berbagai generasi.Â
Berikut ini adalah 10 lagu ikonik Ozzy Osbourne yang mencerminkan kebesaran dan pengaruhnya dalam dunia musik rock dan metal.
- Mr. Crowley (Blizzard of Ozz, 1980)
Salah satu karya terbaik dalam karier solo Ozzy Osbourne. Lagu ini memadukan nuansa mistis, solo gitar legendaris dari Randy Rhoads, dan lirik tentang okultis Aleister Crowley. Dibuka dengan solo keyboard ala upacara pemakaman dan ditutup dengan solo gitar yang ikonik, Mr. Crowley menjelma sebagai lagu yang mendefinisikan era awal solo Ozzy.
- Crazy Train (Blizzard of Ozz, 1980)
Debut solo Ozzy ini langsung menjadi anthem. Diperkuat dengan riff menular dari Randy Rhoads dan lirik reflektif soal Perang Dingin, lagu ini memperlihatkan sisi lain Ozzy yang lebih sadar sosial. Energinya yang eksplosif menjadikannya salah satu lagu rock paling dikenal sepanjang masa.
- No More Tears (No More Tears, 1991)
Lagu berdurasi tujuh setengah menit ini menampilkan kompleksitas dan kedalaman emosional. Dengan solo gitar brilian dari Zakk Wylde, bagian tengah lagu menyuguhkan perpaduan antara orkestra dan heavy metal, menjadikan No More Tears sebagai karya epik dalam katalog Ozzy.
- Bark at the Moon (Bark at the Moon, 1983)
Salah satu lagu paling ikonik dari era Jake E. Lee, Bark at the Moon menandai peralihan Ozzy ke era video musik MTV. Dilansir dari Forbes, lagu ini mengisahkan tentang seorang ilmuwan gila yang berubah menjadi makhluk buas, dan menampilkan penampilan teatrikal Ozzy yang tak tertandingi.
- Diary of a Madman (Diary of a Madman, 1981)
Judul lagu dari album kedua solo Ozzy ini adalah bukti kejeniusannya bersama Randy Rhoads. Lagu ini membawa pendengar menyelami kegilaan, dengan aransemen yang melankolis, progresif, dan teatrikal.
- Shot in the Dark (The Ultimate Sin, 1986)
Meskipun sempat menjadi kontroversi karena sempat dikesampingkan dari kompilasi resmi, Shot in the Dark tetap menjadi favorit penggemar. Gaya glam metal-nya yang khas era ’80-an dan vokal Ozzy yang kuat menjadikan lagu ini bukti kemampuan Ozzy beradaptasi dengan tren musik kala itu.
- War Pigs (Paranoid, 1970)
Salah satu lagu anti-perang terbaik sepanjang masa, War Pigs adalah karya kolosal Black Sabbath yang dipenuhi lirik satir dan nuansa distopia. Vokal Ozzy menjadi pusat emosi lagu ini, menyampaikan amarah dan ironi dengan penuh semangat.
- Paranoid (Paranoid, 1970)
Lagu ini menjadi hit terbesar Black Sabbath dan memperkenalkan dunia pada gaya khas Ozzy: vokal tajam dan lirik eksistensial. Meski durasinya singkat, Paranoid memuat energi yang meluap dan menjadi lagu wajib dalam setiap penampilan Ozzy.
- Hellraiser (No More Tears, 1991)
Ditulis bersama Lemmy Kilmister dan Zakk Wylde, Hellraiser adalah penghormatan terhadap kehidupan liar seorang rockstar. Lagu ini menjadi simbol semangat pemberontakan dan gaya hidup ekstrim yang selama ini melekat pada sosok Ozzy.
- Changes (Black Sabbath, 1972)
Lagu paling emosional dalam diskografi Black Sabbath. Changes menampilkan sisi lembut Ozzy, yang merenungkan patah hati dan kehilangan. Lagu ini sekaligus menegaskan kemampuan Ozzy untuk bernyanyi dengan penuh perasaan, di luar persona Prince of Darkness-nya.
Sepanjang hidup dan kariernya, Ozzy Osbourne tidak hanya membentuk satu genre musik. Dari riff ikonik Iron Man hingga balada mengharukan seperti Mama, I’m Coming Home ia menunjukkan bahwa bahkan dalam kegelapan, masih ada ruang untuk keindahan dan ekspresi diri.
https://www.forbes.com/sites/entertainment/article/ozzy-osbourne-songs/

