Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeHiburanJoko Anwar Bikin Film Horor Komedi: Ghost in the Cell

Joko Anwar Bikin Film Horor Komedi: Ghost in the Cell

TEMPO.CO, JakartaJoko Anwar sedang menggarap film terbarunya yang akan tayang pada 2026 berjudul Ghost in the Cell. Film ini menggabungkan unsur komedi dan horor, dua genre yang ditekuni sineas itu.

Ghost in the Cell menjadi momentum kembalinya penulis dan sutradara Joko Anwar ke genre komedi setelah 2 dekade lewat Janji Joni (2005). Melalui rumah Produksi Come and See Pictures, film ini diproduseri oleh Tia Hasibuan.

Ide Awal Joko Anwar Bikin Film Ghost in the Cell

Joko Anwar mengatakan ide beranjak dari dirinya dan tim yang telah mengerjakan berbagai judul film horor dengan latar tempat rumah susun, apartemen, namun karakternya masih bisa kabur. “Saya kepikiran di mana tempat yang kalau misalnya ada hantu, kita enggak bisa kabur. Jadi muncullah ide, ada hantu di penjara,” katanya di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan pada Jumat, 25 Juli 2025.

Ia mengatakan, ceritanya tentunya perihal orang-orang yang dipenjara karena bersalah, terjebak di suatu tempat dan saling bermusuhan satu sama lain. “Tapi ketika ada hantu di penjara, mereka harus bekerja sama untuk bisa selamat,” katanya.

BACA JUGA:   Mustahil Usik Marquez vs Bagnaia, Martin Niat Hengkang dari Aprilia?

Melibatkan 19 Aktor Ternama di Film Ghost in the Cell

Perihal para aktor yang akan ditampilkan, ia menimbang berdasarkan penggarapan film horor tapi juga komedi sehingga dua kali kerja yang lebih berat. “Secara komedi itu harus sempurna, waktunya harus presisi dan horornya. Ini harus dimainkan oleh aktor-aktor yang bukan cuman bisa menguasai kedua genre yang sangat berbeda dan sangat sulit itu tapi juga mereka harus tahu tentang isu nyatanya karena karena ada isu relevan yang dimasukkan,” tutur Joko.

Sebab itu ia mengumpulkan 19 aktor utama yang keseluruhannya laki-laki. Keputusan itu menyesuaikan dengan latar film di mana berada di penjara laki-laki. “Syutingnya juga jadinya berjalan menyenangkan karena kami ingin bikin film komedi, jadi tak cuman di layar nanti orang nonton film ini terasa lucu dan menyenangkan, tapi syutingnya juga harus ada energi positif dan harus menyenangkan juga,” ujarnya. “Kami syutingnya sangat bertolak belakang dengan setting kami di penjara yang harus stres banget.”

BACA JUGA:   Ko-Promotor Bantah Istimewakan Bahlil dalam Proses Akademik di UI

Sementara Tia Hasibuan mengatakan dengan 19 aktor utama laki-laki semua menjadi tantangan sendiri baginya, juga dengan genre yang diangkat yakni film horor komedi. “Genrenya kontras jadi kami harus membangun suasana yang gelap, yang suram, menegangkan, tapi di saat yang bersamaan juga harus menjaga waktu dan energi yang presisi untuk menjaga sisi komedinya,” ujarnya.

Kemudian perihal skala syuting, kata dia, cukup luas dengan terlebih dahulu membangun penjara menyerupai luas penjara asli. “Kami membangun penjara mulai dari gerbang utamanya, tempat narapidana orientasi, sel-sel dengan berbagai macam ukuran dan bentuk, dapur, toilet, tempat ibadah, bahkan sampai lapangan untuk mereka setiap hari nongkrong,” ujarnya.

Pemeran Film Ghost in the Cell

Abimana Aryasatya memimpin jajaran pemeran bertabur bintang. Film ini sekaligus menandai kembalinya Abimana ke layar lebar, setelah terakhir kali enam tahun silam lewat Gundala (2019), yang juga disutradarai oleh Joko Anwar. 

BACA JUGA:   Kapten Red Sparks Minum Obat Penghilang Rasa Sakit di Final

Ghost in The Cell turut dibintangi oleh pemeran laki-laki dari lintas generasi yang sudah menjadi pemain reguler Joko Anwar, di antaranya adalah Bront Palarae, Danang Suryonegoro, Endy Arfian, Lukman Sardi, Mike Lucock, Yoga Pratama, Morgan Oey, Aming, Kiki Narendra, Rio Dewanto, Tora Sudiro, Almanzo Konoralma, Haydar Salishz, Arswendy Bening Swara, Dewa Dayana, Faiz Vishal, Jaisal Tanjung, dan Ho Yuhang serta memperkenalkan Magistus Miftah.

Film ini akan mengisahkan dua geng yang saling bermusuhan lalu bertikai di dalam penjara Jakarta yang padat. Seolah konflik mereka belum cukup, satu per satu narapidana mulai tewas. Bukan karena dibunuh oleh musuh, melainkan oleh sesosok hantu ganas. Mau tak mau, kedua geng harus bekerja sama jika ingin tetap hidup.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER