Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeHiburanHannah Al Rashid Ingin Pembahasan Fertilitas Tak Dinilai Tabu

Hannah Al Rashid Ingin Pembahasan Fertilitas Tak Dinilai Tabu

TEMPO.CO, Jakarta – Aktris Hannah Al Rashid mengatakan pentingnya membicarakan isu fertilitas di kalangan perempuan tanpa merasa tabu. Hal itu dikatakan dia agar pembahasan fertilitas yang menyangkut perjuangan perempuan itu menjadi ruang aman tersendiri. “Kita kan tak pernah bisa berbicara soal ruang aman kalau isu problematikanya tidak dibicarakan dulu,” kata dia kepada Tempo di XXI Plaza Senayan pada Jumat, 11 Juli 2025.

Pilihan Editor: Cinta Pertama Hannah Al Rashid kepada Buku Pramoedya

Hannah Al Rashid Bicara Fertilitas

Aktor berusia 39 tahun itu menuturkan, sering kali menemui situasi ketika isu fertilitas dianggap tabu atau aib bagi perempuan. Akibatnya, kata dia, perempuan membawa isu itu sebagai beban sendiri yang tak bisa dibagi kepada orang-orang terdekat. “Sementara sebenarnya jutaan perempuan lain di luar sana juga mengalaminya, dan betapa pentingnya memiliki support system,” katanya.

BACA JUGA:   Yenny Wahid Pro Gus Ipul soal Ba'asyir: Sebagai Sekjen PBNU Sudah Pas

Hannah yang akan berperan di film Lyora: Penantian Buah Hati itu mengatakan masyarakat harus merefleksi ulang cara berinteraksi sama perempuan-perempuan yang sudah berpasangan tapi belum memiliki keturunan. Lontaran pertanyaan basa-basi seperti, “Kapan punya anak?” menurut dia perlu diperhatikan lebih jauh. “Kita tak pernah tahu, orang diam-diam lagi mengalami apa, dan lagi memperjuangkan apa. Jadi harus belajar empati dan menghargai perjuangan orang lain,” tuturnya.

Lebih dari itu, pemain film Aruna dan Lidahnya itu juga menyinggung perihal berupaya memiliki keturunan dengan cara non-konvensional yang juga dianggap tabu di masyarakat. Sementara teknologi hadir sedemikian rupa untuk membantu perempuan menjalani peran itu. “Untuk teman-teman di luar sana melihat ada opsi-opsi lain atau minimal coba dicek dulu begitu secara medis mungkin ada sesuatu dan daripada selalu merasa harus tanggung jawab sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA:   Modalku Optimistis Kinerja Pinjaman Online Tumbuh Positif Tahun Ini

Tentang Lyora: Penantian Buah Hati

Pembahasan fertilitas berhubungan dengan film terbarunya berjudul Lyora: Penantian Buah Hati yang akan tayang di bioskop Indonesia pada 7 Agustus mendatang. Ketika membaca skrip yang diberikan produksi, ia merasa sangat terhubung dengan ceritanya. “Aku pernah merasakan perjuangan yang sangat berat untuk memiliki anak, pernah keguguran dan memang perjuangan untuk punya kesempatan menjadi seorang ibu, itu aku paham betul apa yang dirasakan Meutya (karakter film),” ujarnya. 

Menurut dia, film ini menggambarkan sebagian dari perjalanan hidupnya, tapi justru lewat karakter yang  bukan diperankannya. Ia malah merasa bersyukur dirinya tak memerankan karakter sebagai Meutya yang diperankan Marsha Timothy. “Selain aku pernah merasakan, jutaan perempuan di Indonesia juga merasakan. Film ini memberikan harapan dan semoga bisa juga memberikan semangat kepada teman-teman lain yang terus berjuang gitu,” ujar Hannah.

BACA JUGA:   SBY Manggung Bareng Tohpati di Pestapora September, Ini Perkiraan Setlistnya

Sebab itu ia merasa film ini menjadi penting karena membicarakan sesuatu yang jarang dibicarakan, sehingga memberi harapan kepada orang lain dan memberi ruang aman untuk menjadi bahan diskusi. “Ini yang sebenarnya sangat umum begitu, dan juga menggambarkan bahwa tak boleh perempuannya memikul ini semuanya sendiri,” katanya.

Karakter Fajrie sebagai suami Meutya yang diperankan Darius Sinathrya juga penting disoroti. Ia mengatakan pentingnya memiliki pasangan yang memahami dan berjuang bersama. “Nonton film ini sama calon, biar bisa melihat ini maksudnya kita saat masuk ke dalam pernikahan, pernikahan itu sangat sulit belum lagi kalau dibebani dengan masalah fertilitas,” ujarnya.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER