TEMPO.CO, Jakarta – Sutradara Krishto Damar Alam menghadirkan genre horor psikologis melalui film terbarunya, Hotel Sakura, yang mulai tayang di bioskop pada Kamis, 10 Juli 2025. Film ini memadukan nuansa horor Indonesia dan Jepang.
Berdasarkan pengalamannya mengerjakan proyek ini, Krishto Damar Alam mengaku tidak begitu kesulitan dalam memasukkan unsur hantu Jepang ke dalam film horor Indonesia. Menurut dia, genre horor bersifat lebih universal sehingga dapat diterima penonton dengan berbagai latar belakang.
“Untungnya (genre) horor itu universal. Untuk membuat orang takut itu universal. Lain sama membuat orang ketawa, komedi itu beda di setiap daerah,” ujar Krishto saat konferensi pers Kamis, 3 Juli 2025.
Krishto yang berkerja sama dengan sutradara Rudi Soedjarwo dan penulis skenario Upi Avianto, justru lebih fokus menciptakan cerita yang menakutkan untuk para penonton. “Waktu saya membuat (film Hotel Sakura), saya enggak memikirkan pasar, tapi bagaimana cara membuat orang takut dan depresi saja,” katanya.
Rencana Hotel Sakura Tayang di Luar Negeri
Poster film Hotel Sakura. Foto: Instagram Fadi Iskandar.
Setelah resmi tayang di bioskop hari ini, Hotel Sakura kemungkinan besar juga akan dirilis di luar negeri. Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Rahul Mulani selaku produser dari HERS Production. Ia menyetujui bahwa cerita dalam film horor psikologis ini dapat dinikmati oleh penonton asing. “Semoga segera kami rilis (film Hotel Sakura) di Asia Tenggara,” ucap Rahul.
Hotel Sakura menawarkan horor emosional dengan gaya naratif yang terinspirasi dari film-film Jepang tahun 1990-an, seperti Ju-On dan Ring. Yang membedakan Hotel Sakura dari film horor lokal lainnya adalah kehadiran karakter hantu Jepang bernama Setsuko. Upi Avianto mengatakan Setsuko bukan hanya karakter seram, tapi representasi dari luka batin yang tidak terselesaikan.
Kasih Ibu Tak Pernah Putus
Hotel Sakura bercerita tentang Sarah (Clara Bernadeth), seorang perempuan yang dihantui rasa bersalah atas kematian ibunya. Dalam upaya untuk ‘bertemu kembali’, Sarah terjerat dalam ritual spiritual berbahaya yang justru membuka pintu ke dunia lain. Di sanalah ia bertemu Setsuko, sosok arwah perempuan Jepang yang membawa teror dan menyimpan dendam dari masa lalu.
“Pesan film ini sederhana, kasih ibu itu enggak pernah putus, kasih anak ke ibu juga enggak pernah putus. Satu kata untuk film ini sebetulnya ‘cinta ibu’,” tutur Krishto.
Selain Clara Bernadeth, Hotel Sakura juga dibintangi oleh Taskya Namya, Shindy Huang, Donny Damara, dan Tio Pakusadewo. Film yang diproduksi oleh Kakatua Pictures dan HERS Production ini, merupakan karya ketiga dan menjadi langkah baru mereka dalam mengekspansi semangat genre horor Indonesia.
Pilihan Editor: Seperangkat Alat Pembersih Shindy Huang

