Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeNasionalKejagung Kembali Panggil Dirut Sritex Iwan Kurniawan Lukminto Hari Ini

Kejagung Kembali Panggil Dirut Sritex Iwan Kurniawan Lukminto Hari Ini


Jakarta, CNN Indonesia

Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali memanggil Dirut PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi pemberian fasilitas kredit perbankan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar menyebut panggilan pemeriksaan itu dilayangkan penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus pada Selasa (10/6) hari ini.

Kendati demikian, ia tidak menjelaskan lebih jauh apakah Iwan akan hadir memenuhi panggilan atau tidak. Ia hanya menyebut Iwan sedianya dijadwalkan diperiksa pada pukul 09.00 WIB.


BACA JUGA:   Lengkap! Pidato Puan Maharani di Sidang Tahunan MPR yang Sarat Standing Applause


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Rencananya begitu (diperiksa hari ini). Kita tunggu saja ya, jadwalnya jam 09.00 WIB,” ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat.





Iwan telah diperiksa penyidik pada Senin (2/6) kemarin. Harli menyebut dalam pemeriksaan itu penyidik mendalami mekanisme atau proses pengajuan kredit yang dilakukan PT Sritex kepada bank.

Selain itu, Kejagung juga telah meminta Direktorat Jenderal Imigrasi untuk menerbitkan surat cegah dan tangkal (cekal) kepada Iwan agar tidak bisa melarikan diri ke luar negeri. Pencegahan itu berlaku selama 6 bulan terhitung sejak 19 Mei 2025.

BACA JUGA:   Dinas Penataan Ruang Pemko Semarang Pelajari Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara dan Infrastruktur di BP Batam - BP Batam

Sebelumnya Kejagung telah menetapkan total tiga orang sebagai tersangka terkait dugaan korupsi pemberian fasilitas kredit dari perbankan kepada PT Sritex.

Ketiga tersangka itu Eks Dirut PT Sritex Iwan Setiawan Lukminto; Direktur Utama Bank DKI periode 2020, Zainuddin Mappa; dan Pemimpin Divisi Komersial dan Korporasi Bank BJB periode 2020, Dicky Syahbandinata.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar menyebut kerugian negara dalam kasus ini mencapai Rp692 miliar.

Qohar menyebut nilai kerugian itu sesuai besaran kredit dari Bank DKI dan Bank BJB yang seharusnya digunakan sebagai modal kerja. Ia menjelaskan uang kredit yang seharusnya dipakai untuk modal kerja itu justru digunakan untuk membayar utang dan membeli aset non produktif.

BACA JUGA:   Pohon Baobab dan Tambulampot Segera Hiasi Taman Rusa dan Taman Kolam Sekupang - insightkepri.com

“Tidak sesuai dengan peruntukan yang seharusnya, yaitu untuk modal kerja tetapi disalahgunakan untuk membayar utang dan membeli aset non-produktif,” jelasnya.

(tfq/isn)


[Gambas:Video CNN]



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER