Wednesday, April 2, 2025
Google search engine
HomeHiburanKonten Masak Rendang Willie Salim Berujung Laporan Polisi hingga Diharamkan ke Palembang

Konten Masak Rendang Willie Salim Berujung Laporan Polisi hingga Diharamkan ke Palembang

TEMPO.CO, Jakarta – Aksi kreator konten Willie Salim memasak rendang 200 kilogram di Palembang berujung polemik. Niat awal berbagi justru berubah menjadi kontroversi, hujatan di media sosial, hingga menyeret namanya ke laporan polisi. Dilansir dari akun Instagramnya, bermula pada Selasa, 18 Maret 2025, Willie mengunggah video memasak rendang di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat proses memasak berlangsung, Willie meninggalkan lokasi sebentar untuk ke toilet. Namun, ketika kembali, rendang yang belum matang itu sudah ludes oleh warga. “Ini aku tinggalin bentar ke toilet, tiba-tiba hilang. Gimana ceritanya, Pak?” ujar Willie kepada petugas kepolisian yang berjaga. 

Konten Willie Salim Berujung Komentar Negatif ke Warga Palembang

Menurut keterangan petugas, warga yang sejak awal mengerumuni lokasi tak dapat dibendung. Meski telah diarahkan untuk menunggu, mereka tetap mengambil rendang dengan berbagai wadah, mulai dari kantong plastik, ember, hingga gayung. “Sudah saya arahkan, tapi nggak mau denger. Ini panas, belum masak, masih aja (ambil rendang),” kata polisi tersebut. 

Tak butuh waktu lama, video ini menyebar luas di media sosial. Bukannya simpati, konten tersebut justru memicu perdebatan. Netizen ramai-ramai melontarkan komentar bernada negatif terhadap warga Palembang. Banyak yang mengecam antusiasme warga yang dinilai rakus dan berlebihan. Beberapa komentar di antaranya, “Serakah sekali orang-orang sana,” tulis @in**setiv**ni0**7 atau “Ke Papua aja Koh Wil.. Di sana lebih membutuhkan,” ungkap @ha**zbir* menimpali.

BACA JUGA:   Polri Temukan 3 Produsen MinyaKita Jual Produk Kurang dari 1 Liter

Komentar bernada negatif turut dilontarkan netizen lainnya, “Mirisnya etika dan adab,” tulis akun @pe**amaian**eh, “Palembang rakuss,” tulis @**ni_c*cee  hingga komentar “Maaf ya bang Will, sebagai orang Palembang saya malu,” kata @nu**a.kid**hop. Komentar-komentar bernada negatif ini semakin memperkeruh suasana. Warga Palembang yang merasa tersinggung balik menyuarakan ketidakadilan atas narasi yang berkembang. Mereka menilai kejadian ini tidak mencerminkan budaya asli Palembang.

Helmy Yahya hingga Fenita Arie Angkat Bicara

Sejumlah pesohor asal Palembang pun turun tangan. Presenter Helmy Yahya mengingatkan bahwa kreativitas dalam membuat konten harus disertai tanggung jawab. “Jadilah konten kreator, kreativitas boleh segila apa pun. Tapi perhitungkan apa dampak dari konten tersebut,” ujar Helmy dalam video yang diunggahnya di Instagram. Ia juga menduga adanya unsur rekayasa dalam konten tersebut. “Tidak semua apa yang kita lakukan berdampak seperti yang kita mau, apalagi ada unsur setting-an,” kata dia.

Fenita Arie, yang juga berasal dari Palembang, turut angkat bicara. Dalam unggahan Instagram Stories-nya, ia menyesalkan cara Willie membuat konten yang dinilainya merendahkan warga Palembang. Ia mengkritik keras bagaimana video ini memunculkan stereotip buruk terhadap masyarakat setempat. “Kenapa sih rakyat cuma dijadiin konten buat kalian? Supaya viral, supaya bisa jadi heboh?” kata Fenita. 

BACA JUGA:   Kisah Ayat Suci, Pemuda Aceh Barat Ikut Tes Tamtama Polri dengan Sepatu Robek

Ia menegaskan bahwa yang salah bukan warga Palembang, melainkan kurangnya manajemen acara dari pihak Willie. “Kamu diundang sama orang Palembang dengan baik, disambut baik sama orang Palembang. Kok malah bikin sesuatu yang buruk?” tutur istri Arie Untung itu. 

Willie Minta Maaf, Akui Kurang Persiapan

Setelah menuai kontroversi, beberapa hari kemudian Willie akhirnya mengunggah permintaan maaf. “Saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian rendang yang viral ini,” kata dia. 

Kreator dengan lebih dari 13,7 juta pengikut di Instagram itu mengakui bahwa kurangnya persiapan adalah kesalahan utamanya. “Banyak narasi yang tidak enak, terhadap warga Palembang. Jujur, ini bukan salah warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya, karena saya kurang persiapan,” ungkapnya.

Willie kemudian menegaskan bahwa tidak ada niat untuk mempermalukan warga Palembang. “Ini pelajaran berharga buat aku, aku tidak merekayasa hal itu. Aku hanya tidak memperhitungkan hal tersebut bisa terjadi. Dan itu adalah kebodohan aku. Jangan salahkan warga Palembang,” tuturnya menambahkan.

Laporan Polisi: Willie Dianggap Merusak Citra Palembang

Dihimpun dari informasi yang tersebar di X hingga TikTok, kontroversi ini tidak berhenti di media sosial. Beberapa pihak merasa citra Palembang telah tercoreng akibat konten tersebut dan membawa kasus ini ke jalur hukum. salah satunya kantor hukum Ryan Gumay Lawfirm yang melaporkan Willie Salim ke Polda Sumatera Selatan pada Sabtu malam, 22 Maret.

Tak hanya itu, konten kreator kuliner asal Palembang, Rondoot, juga melaporkan Willie bersama dengan organisasi DPP Gencar. “Hari ini kami melaporkan Willie Salim, konten kreator yang telah membuat kegaduhan di Kota Palembang,” ujar Rondoot dalam unggahan Instagramnya pada Ahad, 23 Maret. 

BACA JUGA:   Pemkab Sumedang Ajukan Rp1,5 Miliar ke Pemprov Jabar untuk Perbaikan Jalan

Ia menilai, konten Willie telah memancing hujatan terhadap warga Palembang di media sosial. “Yang menghina Kota Palembang disamakan dengan Prindapan, Palembang rakus, Palembang tamak dan lainnya, kami laporkan ke Polda Sumsel,” tuturnya. 

Willie Terancam Diharamkan ke Palembang

Konten rendang ini bahkan sampai ke telinga Sultan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin IV, Raden Muhammad Fauwaz Diradja. Ia menilai video Willie telah menodai budaya semon—rasa malu yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. 

“Kami tidak akan tinggal diam,” ungkap Sultan dalam pernyataannya di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam, Senin, 24 Maret, dilansir dari beberapa video di X. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Sultan meminta Willie untuk meminta maaf secara terbuka di hadapan Majelis Adat Kesultanan Palembang Darussalam. Willie juga diharuskan menjalani ritual tepung tawar sebagai bentuk penebusan kesalahan. 

“Jika Willie tidak memenuhi tuntutan kami, maka ia akan dikutuk dan diharamkan menginjakkan kaki di wilayah kami seumur hidupnya,” kata Sultan. Ia merinci, video tersebut telah menciptakan stereotip buruk terhadap masyarakat Palembang dan tidak mencerminkan budaya mereka sesungguhnya.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER