Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Kehakiman Filipina dengan gamblang menyatakan Wakil Presiden Sara Duterte sebagai “otak” dari rencana untuk membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr pada Senin (25/11).
Kementerian Kehakiman pun memanggil Duterte, anak dari mantan Presiden Rodrigo Duterte, untuk meminta penjelasan atas pernyataannya soal ancaman membunuh presiden dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pemerintah mengambil tindakan untuk melindungi presiden yang terpilih secara sah,” kata Wakil Sekretaris Kementerian Kehakiman Filipina Jesse Andres dalam konferensi pers.
“Rencana yang telah dipersiapkan untuk membunuh presiden, seperti yang dinyatakan oleh si otak pelaku, kini akan menghadapi konsekuensi hukum,” paparnya menambahkan seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Presiden Marcos pun sudah buka suara terkait ancaman pembunuhan yang diterimanya dari sang wapres.
Marcos atau yang kerap disapa Bongbong itu berjanji melawan apa yang ia sebut sebagai “ancaman sembrono dan mengkhawatirkan” terhadap dirinya tersebut.
Dalam sebuah pesan video publik pada Senin, Marcos menekankan bahwa “rencana kriminal semacam itu tidak boleh diabaikan” meski tidak menyebutkan nama Sara Duterte.
“Pernyataan yang kami dengar dalam beberapa hari terakhir sangat mengkhawatirkan. Ada penggunaan kata-kata kasar dan ancaman untuk membunuh beberapa dari kami,” ujar Marcos dalam video itu.
“Saya akan melawan mereka. Jika merencanakan pembunuhan presiden semudah itu, bagaimana dengan warga biasa?” paparnya menambahkan.
Berbicara kepada wartawan di tempat terpisah, Sara Duterte menyatakan ia akan menanggapi surat panggilan tersebut.
“Saya akan dengan senang hati menjawab pertanyaan yang ingin mereka ajukan, tetapi mereka juga harus menjawab pertanyaan saya,” kata Sara Duterte.
“Kita akan bicara di sana saat saya menerima surat panggilan,” ucapnya dengan tegas.
Pada Sabtu (23/11), Sara Duterte dengan blak-blakan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Bongbong dalam konferensi pers secara daring.
“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya mengatakan jika saya terbunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos), (Ibu negara) Liza Araneta, dan (Ketua DPR) Martin Romualdez. Ini tidak main-main. Tidak main-main,” kata Sara Duterte dalam konferensi pers, Sabtu (23/11).
“Saya bilang, ‘jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka’ dan dia mengiyakan,” lanjut putri dari eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte itu.
Sara Duterte ialah pasangan Marcos dalam pemilihan presiden 2022. Sara Duterte dianggap menjadi salah satu tiket kemenangan telak Marcos dalam pemilu tersebut.
Saat ini, Sara Duterte tengah menghadapi penyelidikan di DPR Filipina yang kemungkinan bermuara ke pemakzulan sang wapres.
(rds/bac)