Friday, May 23, 2025
Google search engine
HomeInternasionalPM Lebanon Bersiap Gunakan Resolusi 1701, Minta Bantuan Pasukan PBB

PM Lebanon Bersiap Gunakan Resolusi 1701, Minta Bantuan Pasukan PBB




Jakarta, CNN Indonesia

Pemerintah Lebanon menyatakan siap melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang melibatkan pengerahan tentara Lebanon di selatan Sungai Litani dengan meminta bantuan pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Kami menegaskan persetujuan kami dan berjanji untuk segera melancarkan gencatan senjata dengan Israel,” kata Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, dikutip Anadolu Agency.

Mikati mengatakan Lebanon siap mengirim tentaranya ke wilayah selatan untuk berkoordinasi dengan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diadopsi pada 11 Agustus 2006, resolusi tersebut menyerukan penghentian total permusuhan antara Lebanon dan Israel, dan pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru (batas antara Lebanon dan Israel) dan Sungai Litani.

BACA JUGA:   Prabowo Bertemu Presiden Vietnam di Peru, Bahas ZEE di Laut Natuna


Di perbatasan itu, hanya tentara Lebanon dan UNIFIL yang diizinkan memiliki senjata dan peralatan militer.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan Tel AViv hanya akan menerima gencatan senjata di Lebanon, jika Hizbullah didorong menjauh dari perbatasan di sebelah utara Sungai Litani dan dilucuti senjatanya.

PM Lebanon mengatakan ia akan bertemu dengan perwakilan negara donor pada Selasa (1/10), untuk meminta bantuan bagi Lebanon.

Pemerintah Lebanon memperkirakan sekitar 118 ribu orang telah berlindung di 780 tempat penampungan di seluruh Lebanon, akibat serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.

Mikati juga mengatakan Lebanon akan menerima “semua sumbangan” dari sumber-sumber internasional, dan mematikan bahwa sumbangan-sumbangan itu akan didistribusikan secara transparan melalui PBB kepada mereka yang membutuhkan.

BACA JUGA:   Wapres Iran Javad Zarif Mengundurkan Diri, Mengaku Dihina-Difitnah

Lebanon tidak memiliki presiden selama hampir dua tahun, setelah berakhirnya masa jabatan Michel Aoun pada 2022 lalu.

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Hizbullah. Selama serangan ini 900 orang tewas dan 2.700 lainnya terluka.

Beberapa komandan Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel pada Jumat (27/9).

Hizbullah dan Israel saling serang lintas perbatasan sejak dimulainya agresi Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang. Sebagian besar korban agresi Israel merupakan perempuan dan anak-anak. 

(dna)


[Gambas:Video CNN]


BACA JUGA:   China Kembali Berulah di LCS, Semprot Meriam Air ke Kapal Filipina





Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER