Saturday, February 22, 2025
Google search engine
HomeHiburan5 Orang Ditangkap dalam Penyelidikan Kematian Matthew Perry, Termasuk Asisten hingga Dokter

5 Orang Ditangkap dalam Penyelidikan Kematian Matthew Perry, Termasuk Asisten hingga Dokter

TEMPO.CO, Jakarta – Lima orang ditetapkan sebagai terdakwa di tengah penyelidikan kasus narkoba atas kematian bintang serial Friends, Matthew Perry. Kelimanya dianggap telah memanfaatkan persoalan kecanduan Matthew Perry atas konsumsi narkotika jenis ketamin untuk memperkaya diri mereka sendiri.

Matthew Perry ditemukan meninggal di usia 54 tahun pada 28 Oktober 2023, di bak mandi air panas rumahnya di Los Angeles. Pada saat itu, kematiannya ditetapkan sebagai overdosis yang tidak disengaja karena adanya jejak ketamin yang ditemukan dalam tubuhnya. Namun, pada Mei lalu, Departemen Kepolisian Los Angeles atau LAPD mengatakan sedang bekerja sama dengan otoritas federal untuk menyelidiki sumber ketamin yang dikonsumsinya.

Sebagaimana yang dilaporkan Departemen Kehakiman dalam konferensi pers Kamis, 15 Agustus 2024, penyelidikan yang dilakukan berhasil mengungkap adanya jaringan kriminal bawah tanah yang luas, termasuk di dalamnya melibatkan asisten dan dokter medis yang menangani mendiang. Mereka didakwa atas upaya mengambil keuntungan dari aktor tersebut dengan menjual ketamin kepadanya.

“Jaringan ini mencakup asisten yang tinggal di rumah, berbagai perantara, dua dokter medis, dan sumber utama pasokan narkoba yang dikenal sebagai ‘The Ketamin Queen’,” kata Jaksa AS Martin Estrada, dilansir dari Variety. “Para terdakwa ini mengambil keuntungan dari masalah kecanduan Tn. Perry untuk memperkaya diri mereka sendiri. Mereka tahu apa yang mereka lakukan salah. Mereka tahu apa yang mereka lakukan berisiko membahayakan Tn. Perry, tetapi mereka tetap melakukannya. Pada akhirnya, para terdakwa ini lebih tertarik untuk mengambil untung dari Tn. Perry daripada peduli dengan kesejahteraannya.”

BACA JUGA:   Perayaan Galungan di Ambon hingga Jayapura, Doakan Pemilu 2024

Lima Terdakwa dan Hukuman yang Ditetapkan

Terdakwa utama dalam kasus ini adalah dokter Salvador Plasencia dan pengedar narkoba Jasveen Sangha. Keduanya bekerja sama dengan dokter Mark Chavez, asisten Matthew Perry yang tinggal di rumah Kenneth Iwamasa. Satu orang lainnya yang terlibat dan ditetapkan sebagai terdakwa adalah seorang broker bernama Erik Fleming. 

Selama periode dua bulan pada musim gugur tahun 2023, mereka mendistribusikan sekitar 20 botol ketamin kepada Matthew Perry dengan imbalan uang tunai sebesar 55.000 dolar AS atau sebesar Rp 864 juta. Mereka berkomunikasi melalui pesan singkat yang kemudian juga menjadi barang bukti dalam penyelidikan ini. Meski begitu, diketahui Salvador Plasencia dan Jasveen Sangha mengaku tidak bersalah atas tuduhan pidana terhadap mereka. 

BACA JUGA:   Jerome Powell Sebut The Fed Tunggu Inflasi Semakin Landai sebelum Pangkas Suku Bunga

Sebagaimana tertulis pada laman BBC, Mark Chavez, Kenneth Iwamasa, dan Erik Fleming telah mengaku bersalah atas berbagai tuduhan yang dilayangkan. Sedangkan dua lainnya, Salvador Plasencia dan Jasveen Sangha yang juga dikenal sebagai “The Ketamin Queen” baru ditangkap dan hadir di Pengadilan Distrik AS di pusat kota Los Angeles, Kamis, 15 Agustus 2024. 

Iklan

Mark Chavez setuju untuk mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi untuk mendistribusikan ketamin, mengakui dalam perjanjian pembelaannya bahwa ia menjual ketamin kepada Plasencia. Ia dijadwalkan untuk didakwa pada Jumat, 30 Agustus 2024 dan menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun. Sedangkan Mark Fleming dan Kenneth Iwamasa telah menandatangani perjanjian pembelaan yang telah disepakati dan menghadapi hukuman penjara masing-masing hingga 25 dan 15 tahun.

Sebagai seorang dokter, Salvador Plasencia dinilai mengetahui bahaya yang dapat Matthew Perry alami, tetapi tetap menawarkan ketamin kepadanya. Ia bahkan sengaja menjual satu botol ketamin seharga 12 dolar menjadi 2 ribu dolar kepada mendiang. 

BACA JUGA:   Mahkota Group (MGRO) Produksi Pupuk Organik Pertama dari Jankos Sawit

Pemerintah berpendapat bahwa ia seharusnya tidak boleh menjalankan klinik atau merawat pasien manapun sebagai syarat pekerjaannya. Meski demikian, Hakim Alka Sagar membebaskan Salvador Plasencia dengan jaminan sebesar 100.000 dolar atau sekitar Rp 1,571 miliar dengan alasan kebutuhan pasien yang sedang ia tangani. Hakim juga menahan paspornya dan meminta ia memasang tanda di kliniknya yang menyertakan informasi seputar kasus federal yang sedang berlangsung dan meminta tanda tangan dari pasien yang ingin berobat bahwa mereka mengetahui kasus yang melibatkan sang dokter. Sidang berikutnya untuk Salvador dijadwalkan pada 8 Oktober.

Sementara itu, Jasveen Sangha awalnya muncul di pengadilan pada Maret dan dibebaskan dengan jaminan, meskipun Hakim Sagar mencabut jaminannya pada Kamis, 15 Agustus dan mengembalikannya ke tahanan US Marshal. Hakim mengatakan bukti menunjukkan Sangha berkomitmen pada perdagangan narkoba dan hidup dari hasil penjualannya, sebagaimana dilaporkan laman ABC News. Sidang lanjutannya akan dilakukan pada 15 Oktober mendatang.

ABC NEWS | VARIETY | BBC

Pilihan Editor: Hasil Autopsi Ungkap Matthew Perry Meninggal karena Efek Akut Ketamine



Source link

BERITA TERKAIT
spot_img

BERITA POPULER