Ribuan dokumen yang berisi kasus pembunuhan pada 22 November 1963 lalu itu mengungkap sejumlah informasi, mulai dari pergerakan sang pembunuh sebelum hari insiden hingga operasi rahasia Badan Intelijen Pusat (CIA) AS di Kuba, bahkan Indonesia.
Berikut sejumlah informasi dalam ribuan dokumen yang dirilis Trump.
Penyadapan dilakukan untuk memantau komunikasi Uni Soviet dan Kuba di fasilitas diplomatik mereka yang dikunjungi oleh Kennedy Lee Harvey Oswald, marinir pembunuh JFK, pada bulan-bulan sebelum pembunuhan terjadi.
Halaman ini sebelumnya pernah disunting karena mengungkap rincian tentang cara menyadap, termasuk penggunaan bahan kimia tertentu untuk membuat tanda pada perangkat telepon yang hanya dapat dilihat oleh mata-mata CIA di bawah sinar UV. Selama puluhan tahun CIA mendesak agar rincian ini tetap dirahasiakan karena takut metode mata-matanya terungkap.
Bagian lain pada dokumen juga merinci bagaimana CIA mengawasi kedutaan besar Soviet di Mexico City dan upaya mereka merekrut agen ganda dari Soviet. Nama dan posisi orang-orang yang direkrut ini diungkapkan dalam dokumen tersebut.
2. Upaya AS gulingkan Fidel Castro
Sejumlah dokumen juga mengungkap operasi rahasia Amerika Serikat di Kuba yang menyasar pemimpin revolusioner Fidel Castro.
Teks yang tak disunting dari memo bulan Juni 1961 tentang CIA berisi kritik keras terhadap badan intelijen tersebut karena gagal menggulingkan Fidel Castro dalam Invasi Teluk Babi.
Invasi Teluk Babi adalah upaya AS menggulingkan Fidel Castro lewat pasukan pengungsi Kuba yang didukung CIA pada April 1961 silam. Rencana yang gagal total ini lahir dari ketegangan Perang Dingin.
Beberapa dokumen lain juga merinci operasi yang berpotensi melengserkan Fidel Castro. Satu dokumen pada tahun 1964 menunjukkan bahwa dua aset intelijen membahas kemungkinan pembunuhan Castro di bawah pemerintahan Presiden Lyndon Johnson.
3. Penyusupan CIA ke politik negara sekutu AS
Ajudan JFK, Arthur Schlesinger Jr., terungkap pernah menyampaikan kepada JFK bahwa CIA kemungkinan telah melanggar fungsi tradisional Departemen Luar Negeri karena ketergantungannya pada “sumber-sumber Amerika yang dikendalikan”.
Ia juga berpendapat bahwa CIA mungkin saja telah berusaha menyusup ke dalam politik negara-negara sekutu Amerika Serikat.
Di Kedutaan Besar AS di Paris, misalnya, Schlesinger menulis bahwa “CIA bahkan telah berusaha memonopoli kontak dengan tokoh-tokoh politik Prancis tertentu, di antaranya Presiden Majelis Nasional.”
Catatan Schlesinger lainnya juga menyingkap soal jumlah sumber CIA di Austria dan Chili.
4. Pembunuhan Jaksa Agung Robert F. Kennedy
Ada sekitar 77 dokumen mengenai saudara JFK, Jaksa Agung Robert F. Kennedy, yang mayoritas terkait aktivitasnya sebagai jaksa agung dan senator.
Dari total 2.500 halaman, hanya dua yang secara langsung menyebutkan soal pembunuhannya pada 1968. Sebuah dokumen intelijen tahun 1968, yang dirilis pada 2018, membahas soal bagaimana pembunuhan RFK memicu minat terhadap kasus pembunuhan JFK dan penyelidikan oleh Jaksa Wilayah New Orleans Jim Garrison atas kasus itu.
5. Markas CIA di 3 kota Indonesia
CIA ternyata juga terungkap memiliki markas di sejumlah kota di Indonesia. Dalam salah satu dokumen, terdapat catatan aktivitas CIA di Republik Indonesia yang disebut dalam dokumen dari tahun 1960-an.
Laporan Russia Today (RT) menyebut bahwa “secret bases” CIA di Indonesia berada di tiga kota besar, yakni Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Dokumen tak memberikan detail mengenai operasional CIA di kota-kota Indonesia tersebut. Selain kota di RI, markas CIA juga disebut berada di kota negara lain seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Hongkong, Okinawa, Saigon, Seoul, Taipei, Tokyo, Vientiane, dan Wellington.