TEMPO.CO, Bukittinggi – Sebanyak 11 orang pendaki korban erupsi Gunung Marapi telah berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Sumatera Barat pada Selasa 5 Desember 2023. Jumlah itu menjadikan seluruhnya sudah 16 pendaki yang telah diidentifikasi.
“Kemarin sudah ada 5 orang yang kami identifikasi, sekarang ada 11,” kata Kepala Bidang Dokter Kesehatan Polda Sumatera Barat, Komisaris Besar Lisda Cancer, saat ditemui di Rumah Sakit Ahmad Muchtar, Kota Bukittinggi.
Lisda menjelaskan, tidak ada kendala dalam proses identifikasi. Kondisi para pendaki disebutnya masih bagus untuk kebutuhan identifikasi saat dibawa ke Rumah Sakit Ahmad Muchtar. “Rata-rata identifikasi melalui sidik jari korban,” ucapnya sambil menambahkan rata-rata sebab kematian para pendaki itu adalah luka bakar.
Selain sidik jari, Tim DVI Polda Sumbar juga menggunakan metode identifikasi gigi, DNA, dan data riwayat medis. “Jika tidak bisa dengan sidik jari maka dengan cara lain yang memungkinkan,” kata Lisda.
Menurut Lisda, di luar 16 korban tewas yang sudah teridentifikasi itu, masih ada tiga lainnya yang per Selasa malam masih dalam perjalanan menuju rumah sakit tersebut. “Itu data yang saya dapat dari tim di Posko DVI,” ucapnya.
Iklan
Lisda juga menyebutkan, ada dua anggota polisi yang menjadi korban dari erupsi Marapi. Satu di antaranya selamat dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Padang. “Satu lagi belum teridentifikasi, mudah-mudahan ada dari antara 16 orang itu,” katanya.Â
Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono juga mengungkap kemungkinan ada penambahan korban tewas. Dia menunjuk yang melapor ke Polda Sumbar ada 30 orang tua. “Kami masih sinkronkan data ini, apakah benar atau ada data yang ganda,” katanya.
Pilihan Editor: KDRT Dipicu Cemburu di Kebayoran Lama, Korban Alami Luka Bakar 70 PersenÂ